Kamis, 16 April 2009

AKU DALAM DIARI RAHASIA 4

SATU

Malam purnama
Dibawahnya telah satu
Darah, airmata dan cinta
Kauhisap tak bersisa

Habis menipis darah cintaku
Sedang airmata..............
...........................hanyalah penyejuk kalbu

Padamu..........
............kutelah satu


PENGKHIANAT HATI

Kuterdiam...........
Diujung pedang tanyaku
Yang terhunus

Nanar hatiku menatap
Bias sinar yang kian redup
Menanti harap dipucuk dusta

Sudah..........
Bila ingin kau buang rasa
Usah lara kau perhitungkan

Biar banjir mata airku
Biar malam selimuti jiwaku
Kuterkurung dalam lingkarmu

Biar mati usah lepas aku
Kau memang.........
.................pengkhianat hati

Namun ku telah cinta mati


TERTINGGAL

Sendiri menapaki senja
Dan kau........
Berdiri menatapku pergi
Menjauh dari jalanmu

Dalam langkah tanyaku beterbangan
Adakah tapak ini kan jadi jejakmu
Mengapa hatiku tertinggal
Dalam sukmamu yang hitam


TERSADAR AKANMU

Lembayung senja menapaki hari
Senja merayap dinding malam
Silir angin merasuk masuk kisi-kisi
Menyisipkan sepi diantara ruang kelam

Ku telusuri jalan panjang
Pencarianku tak kenal perih
Walau dihadang aral melintang
Ku kukuhkan hati tak kan berhenti

Tiba-tiba ku terhenyak......
Sejuta bayang menghadang
Sejuta mata memandang
Coba sadarkan diri dari angan

Berbisik lirih suara syahdu
Dalam sedu sedan dia bertutur
Untuk menghentikan langkahku
Anganku hanya mengejar semu

Semua telah berakhir di senja itu

Terhempas............
Jiwa menatap gelap
Tersadar akan nyata yang tercipta
Dirimu tak lagi ada

Meluruh..............
Dalam cinta yang kian rapuh
Hadirmu tak kan lagi kurindu



IKHLASKU

Kutitipkan rinduku
Dari pagi hingga pagiku
Padamu..........
.......belahan jiwaku
Karena engkau adalah..........
..............separuh nyawaku

Kini................
Kuikhlas pada jalanmu



MUNGKINKAH........

Salah........
Mengapa cepat kutanam percaya
Pada pekarangan yang kukira ramah
Kutimbun benih-benih cinta

Sadarku.............
Duri belukar pekarangan itu
Sungguh menyakitiku
Goreskan luka diatas rinduku

Raguku diujung harap
Pekarangan jadi taman
Tempat kusemaikan cinta
Tempat kuteduhkan resah

Tulus ikhlas.............
............tiada air mata



SESAL PUTRI NAGA

Perempuan bermandi darah
Sendiri telusuri nurani
Yang sepi dari ayat ayat indah
Terjal menanjak panas mentari

Perempuan bermandi darah
Turun ke dalaam kubangan do'a
Mencari makna dari suci jiwa
Walau hitam lekati sukma

Akankah hitam kan memutih
Dari hati yang ternodai
Akankah cinta memaku raga
Kala senja merubah rupa



DERU RINDUKU

Menggigil jiwaku
Diterpa rindu yang menderu
Menusuk hingga ke palung kalbuku
Mengendap...........hadirkan rasa beku

Kuselimuti dengan cinta
Namun rindu tak juga reda

Hanya pelukmu......
Sayangku..........
Hangatkan rindu......
Yang telah beku.......



AWAL ATAUKAH AKHIR

Tergetar hatiku
Kala bait-bait cinta
Kau cipta untukku

Janji telah terukir dalam jiwa
Jelas terbaca dengan tinta merah
Tapak-tapak airmata menitik
Terbalut roncean wangi melati

Bersatu dua hati
Diatas pelataran cinta abadi
Terikat kalimat-kalimat suci
Terbungkus hati tulus putih

{Sayangku........
terima kasih kau mencintaiku,
bisikmu ditelingaku.....}



JIKA KAU MAU, BENCI AKU

Benci aku jika kau mau
Kala lukanya terbalut kasihku
Kala airmatanya terusap cintaku

Benci aku jika kau mau
Bila hatinya jatuh padaku
Yang tersayat sembilumu
Jiwanya rapuh karenamu

Kuhembuskan nafas cintaku
Kunyalakan lentera asmaraku
Pada jiwanya yang rapuh

Salahkah aku........

Jika kau mau.........
..................benci aku
Kini dia milikku




AMARAH PUTRI NAGA

Perempuan berjubah api
Menantang pandang sejuta mata
Berteman api dalam genggaman

Perempuan berjubah api
Melenggang di jalan penuh duri
Mendekap cahaya kesumat di hati
Bertahta pada jiwa letih

Bulan bersembunyi
Matahari teman sejati
Bakar semua kemunafikan hati
Hangus jiwa kembali suci

Perempuan berjubah api
Sendiri mencari arti
Dari murka yang terpatri
Dalam palung jiwa jawab menanti



CINTA TERTABUR DUSTA

Malam mendekap sepi
Bulan bermuram tertutup mendung sunyi
Kelam sekelam jiwa
Meraih terangnya dusta

Langkahmu tersamar kabut gelap
Remang kuberharap kausingkap
Tabir hatimu yang dalam
Apakah telah bercabang

Ku termangu akan lakumu
Maaf bila hatiku tak bisa kau tipu
Rasa ini tajam menembus relungku
Kau tabur dusta diatas cintaku



JIKA TAK INDAH HARUSKAH TERLUKA

Aku memang tak seindah rembulan
Hingga kau jadikan bulan-bulanan

Aku memang tak sehangat mentari
Hingga mudah kau cari pengganti

Aku memang tak seharum bunga
Hingga seenaknya kau tebar pesona

Sayang..........
Kau hunjam hatiku begitu mesra
Hingga luka menganga begitu dalamnya
Mampuslah segala rasa!!!



MENGAPA

Sebuah kata
Menghunjam palung jiwa
Kau robek hati dengan perih
Aku hancur rasa memati

Tapi mengapa
Aku bertahan dalam sesah
Merindu dalam lara yang kaucipta
Terkurung hati terlanjur cinta



MASIH TAK KAU SADARI

Haruskah ku padamkan pijar
Agar kau rasa gelapnya malam
Haruskah ku lepas selimut sukma
Agar kau rasa dinginnya kelam

Indah rembulan kau acuhkan
Kau lari dekati mimpi
Hangat mentari kau tinggalkan
Kau cari beku dalam sunyi

Sungguh hati terbelenggu ragu
Kau cari semu dalam hidupmu
Uluran tanganku pun kau abaikan
Cintaku kau siakan

Maaf
Jika ku harus pergi



BERPALING RASA

Indah pagiku hilang
Tertutup maya hitam semalam
Berurai hujan luka
Mengalir darah derita

Apa tah ini?!?
Jejak kau hapus dalam semalam
Setelah tertanam begitu dalam

Sungguh tak bisa ku paling rasa
Karena aku begitu mencinta



TAPAK LUKA CINTA

Ku nikmati tapak-tapak luka
Ku rajuti dengan benang cinta
Walau melara......
Ku coba kibarkan rasa

Ku agungkan cinta
Dan kutebus dengan duka lara



SAYANG

Sayang
Lembut kautusukkan jeruji cintamu
Indah kautorehkan luka dihatiku

Terima kasih sayang
Kautuangkan racun asmaramu
Dalam secawan anggur merahku
Hingga aku mabuk dan memati rasaku

Sayang
Mesra bisikmu ditelingaku
"Sayangku,
Telah kuduakan dirimu"



SATU LUKA

Satu abjad
Satu luka
Dalam dada
Terukir nyata
Dalam...
Mampuslah



JANJIMU SAYATAN SEMBILU

Cukup
Satu abjad buatku luka
Mengapa harus kau susun abjad lagi
Hingga terwujud janji

Janjimu diujung lidah
Hatiku luka tersayat olehnya
Diamlah!!!!!!!!!
Buktikan saja!!!!!!!!!




SELESAI

Kautusukkan pedang itu
Tepat di hatiku
Dan kau bilang itu cinta?!?
Ah, bianasalah aku

Kini kuburlah jasadku di hatimu

0 komentar:

Posting Komentar