SATU
Malam purnama
Dibawahnya telah satu
Darah, airmata dan cinta
Kauhisap tak bersisa
Habis menipis darah cintaku
Sedang airmata..............
...........................hanyalah penyejuk kalbu
Padamu..........
............kutelah satu
PENGKHIANAT HATI
Kuterdiam...........
Diujung pedang tanyaku
Yang terhunus
Nanar hatiku menatap
Bias sinar yang kian redup
Menanti harap dipucuk dusta
Sudah..........
Bila ingin kau buang rasa
Usah lara kau perhitungkan
Biar banjir mata airku
Biar malam selimuti jiwaku
Kuterkurung dalam lingkarmu
Biar mati usah lepas aku
Kau memang.........
.................pengkhianat hati
Namun ku telah cinta mati
TERTINGGAL
Sendiri menapaki senja
Dan kau........
Berdiri menatapku pergi
Menjauh dari jalanmu
Dalam langkah tanyaku beterbangan
Adakah tapak ini kan jadi jejakmu
Mengapa hatiku tertinggal
Dalam sukmamu yang hitam
TERSADAR AKANMU
Lembayung senja menapaki hari
Senja merayap dinding malam
Silir angin merasuk masuk kisi-kisi
Menyisipkan sepi diantara ruang kelam
Ku telusuri jalan panjang
Pencarianku tak kenal perih
Walau dihadang aral melintang
Ku kukuhkan hati tak kan berhenti
Tiba-tiba ku terhenyak......
Sejuta bayang menghadang
Sejuta mata memandang
Coba sadarkan diri dari angan
Berbisik lirih suara syahdu
Dalam sedu sedan dia bertutur
Untuk menghentikan langkahku
Anganku hanya mengejar semu
Semua telah berakhir di senja itu
Terhempas............
Jiwa menatap gelap
Tersadar akan nyata yang tercipta
Dirimu tak lagi ada
Meluruh..............
Dalam cinta yang kian rapuh
Hadirmu tak kan lagi kurindu
IKHLASKU
Kutitipkan rinduku
Dari pagi hingga pagiku
Padamu..........
.......belahan jiwaku
Karena engkau adalah..........
..............separuh nyawaku
Kini................
Kuikhlas pada jalanmu
MUNGKINKAH........
Salah........
Mengapa cepat kutanam percaya
Pada pekarangan yang kukira ramah
Kutimbun benih-benih cinta
Sadarku.............
Duri belukar pekarangan itu
Sungguh menyakitiku
Goreskan luka diatas rinduku
Raguku diujung harap
Pekarangan jadi taman
Tempat kusemaikan cinta
Tempat kuteduhkan resah
Tulus ikhlas.............
............tiada air mata
SESAL PUTRI NAGA
Perempuan bermandi darah
Sendiri telusuri nurani
Yang sepi dari ayat ayat indah
Terjal menanjak panas mentari
Perempuan bermandi darah
Turun ke dalaam kubangan do'a
Mencari makna dari suci jiwa
Walau hitam lekati sukma
Akankah hitam kan memutih
Dari hati yang ternodai
Akankah cinta memaku raga
Kala senja merubah rupa
DERU RINDUKU
Menggigil jiwaku
Diterpa rindu yang menderu
Menusuk hingga ke palung kalbuku
Mengendap...........hadirkan rasa beku
Kuselimuti dengan cinta
Namun rindu tak juga reda
Hanya pelukmu......
Sayangku..........
Hangatkan rindu......
Yang telah beku.......
AWAL ATAUKAH AKHIR
Tergetar hatiku
Kala bait-bait cinta
Kau cipta untukku
Janji telah terukir dalam jiwa
Jelas terbaca dengan tinta merah
Tapak-tapak airmata menitik
Terbalut roncean wangi melati
Bersatu dua hati
Diatas pelataran cinta abadi
Terikat kalimat-kalimat suci
Terbungkus hati tulus putih
{Sayangku........
terima kasih kau mencintaiku,
bisikmu ditelingaku.....}
JIKA KAU MAU, BENCI AKU
Benci aku jika kau mau
Kala lukanya terbalut kasihku
Kala airmatanya terusap cintaku
Benci aku jika kau mau
Bila hatinya jatuh padaku
Yang tersayat sembilumu
Jiwanya rapuh karenamu
Kuhembuskan nafas cintaku
Kunyalakan lentera asmaraku
Pada jiwanya yang rapuh
Salahkah aku........
Jika kau mau.........
..................benci aku
Kini dia milikku
AMARAH PUTRI NAGA
Perempuan berjubah api
Menantang pandang sejuta mata
Berteman api dalam genggaman
Perempuan berjubah api
Melenggang di jalan penuh duri
Mendekap cahaya kesumat di hati
Bertahta pada jiwa letih
Bulan bersembunyi
Matahari teman sejati
Bakar semua kemunafikan hati
Hangus jiwa kembali suci
Perempuan berjubah api
Sendiri mencari arti
Dari murka yang terpatri
Dalam palung jiwa jawab menanti
CINTA TERTABUR DUSTA
Malam mendekap sepi
Bulan bermuram tertutup mendung sunyi
Kelam sekelam jiwa
Meraih terangnya dusta
Langkahmu tersamar kabut gelap
Remang kuberharap kausingkap
Tabir hatimu yang dalam
Apakah telah bercabang
Ku termangu akan lakumu
Maaf bila hatiku tak bisa kau tipu
Rasa ini tajam menembus relungku
Kau tabur dusta diatas cintaku
JIKA TAK INDAH HARUSKAH TERLUKA
Aku memang tak seindah rembulan
Hingga kau jadikan bulan-bulanan
Aku memang tak sehangat mentari
Hingga mudah kau cari pengganti
Aku memang tak seharum bunga
Hingga seenaknya kau tebar pesona
Sayang..........
Kau hunjam hatiku begitu mesra
Hingga luka menganga begitu dalamnya
Mampuslah segala rasa!!!
MENGAPA
Sebuah kata
Menghunjam palung jiwa
Kau robek hati dengan perih
Aku hancur rasa memati
Tapi mengapa
Aku bertahan dalam sesah
Merindu dalam lara yang kaucipta
Terkurung hati terlanjur cinta
MASIH TAK KAU SADARI
Haruskah ku padamkan pijar
Agar kau rasa gelapnya malam
Haruskah ku lepas selimut sukma
Agar kau rasa dinginnya kelam
Indah rembulan kau acuhkan
Kau lari dekati mimpi
Hangat mentari kau tinggalkan
Kau cari beku dalam sunyi
Sungguh hati terbelenggu ragu
Kau cari semu dalam hidupmu
Uluran tanganku pun kau abaikan
Cintaku kau siakan
Maaf
Jika ku harus pergi
BERPALING RASA
Indah pagiku hilang
Tertutup maya hitam semalam
Berurai hujan luka
Mengalir darah derita
Apa tah ini?!?
Jejak kau hapus dalam semalam
Setelah tertanam begitu dalam
Sungguh tak bisa ku paling rasa
Karena aku begitu mencinta
TAPAK LUKA CINTA
Ku nikmati tapak-tapak luka
Ku rajuti dengan benang cinta
Walau melara......
Ku coba kibarkan rasa
Ku agungkan cinta
Dan kutebus dengan duka lara
SAYANG
Sayang
Lembut kautusukkan jeruji cintamu
Indah kautorehkan luka dihatiku
Terima kasih sayang
Kautuangkan racun asmaramu
Dalam secawan anggur merahku
Hingga aku mabuk dan memati rasaku
Sayang
Mesra bisikmu ditelingaku
"Sayangku,
Telah kuduakan dirimu"
SATU LUKA
Satu abjad
Satu luka
Dalam dada
Terukir nyata
Dalam...
Mampuslah
JANJIMU SAYATAN SEMBILU
Cukup
Satu abjad buatku luka
Mengapa harus kau susun abjad lagi
Hingga terwujud janji
Janjimu diujung lidah
Hatiku luka tersayat olehnya
Diamlah!!!!!!!!!
Buktikan saja!!!!!!!!!
SELESAI
Kautusukkan pedang itu
Tepat di hatiku
Dan kau bilang itu cinta?!?
Ah, bianasalah aku
Kini kuburlah jasadku di hatimu
0 komentar:
Posting Komentar