Minggu, 26 April 2009

PUISI TAMU

pada sekerat daging


apakah rindu kan usai
pada dusta yang kau sembunyikan
tatkala malam beranjak pagi
sementara gigil masih menemani tiap sengal nafasmu



by : Iqbal
Citayam, 19 - Maret - 2009, 8.24 PM

RINDU......RINDU.......RINDU.....

RINDU SETENGAH MATI

Kunanti dirimu hingga pagi menjelang
Kusimpan kembali rindu yang tercipta
Hingga kau jemput rasa cinta
Dalam jiwaku yang melara

Sayang

Dirimu selalu ku jelang

Rindu ini begitu sarat
Mengerat hati, melilit jiwa
Hingga aku memati rasa

Rindu ini bagai belati
Begitu tajam mengiris perih
Tak mampu lagi menahan diri
Menanti hadirmu dalam sepi



@Rayung Sekar
250409



SEPERTI RINDUKU


Seperti panas harapkan hujan
Seperti haus harapkan air
Seperti mimpi harapkan nyata
Seperti rindu harapkan kasih.

Rinduku pada kasih sayang
Rinduku pada sucinya cinta
Rinduku pada kelembutan
Rinduku pada kerinduan.

Seperti rinduku
Mengharap buaian sang bayu
Meredakan gelombang lara
Mendekap segala rasa...



@Rayung Sekar
Desember 2008

Selasa, 21 April 2009

BEGINI BEGITU SAMA SAJA

INI BEGITU

Rasa apa ini
Tapi bukan itu
Telusuri dalamnya kalbu
Yang begitu
Buatku begini

Ah...
Diam begini
Mungkin lebih baik
Daripada begitu
Membeku



@Rayung Sekar
210409

Senin, 20 April 2009

PUISI DARI KEKASIHKU

NAFAS YANG TERSISA

Dalam gerbong ini ada aku dan kamu
Nafas kita terlahir kembali
Sisa senyum hadir diujung mata
Tajam dan menyayatku..

Aku..
Takkan meninggalkanmu

Sendirian dan menepi..
Ajaklah aku menari lagi


{Dari yang tercinta}

Sabtu, 18 April 2009

MANUSIA TERBODOH

DUSTA DI ATAS DUSTA

Sekali lagi kuterjatuh
Dalam lubang yang sama
Sungguh bodoh

Berjalan di atas dusta
Dan masih menggandeng dusta
Sangat bodoh

Dan mengapa masih bertahan
Pada dusta di atas dusta
Semakin bodoh

Kini....
Tiada amarah walau melara
Tiada tangis walau teriris

{Bodohkah aku???}



Rayung Sekar
180409

Kamis, 16 April 2009

AKU DAN ADIK-ADIK TERSAYANGKU

BINTANG TAMANKU

Sepi tamanku tanpa hadirmu
Yang terbiasa hiaskan kata indahmu
Malam penuh bertaburan bintang
Namun bintang hatiku menghilang
Terluka oleh keras hitamnya jalanan
Berdarah...........
Bintangku harus rebah sementara
Dalam rengkuhan kasih bunda
Hingga saatnya lagi kau bersinar


{kupersembahkan untuk adikku tersayang SANDI waktu mengalami kecelakaan}




KERINDUAN

Andai rentang laut tak pisahkan kita
Aku kan hadir basuh lukamu
Hanya do'a kukirim lewat angin
Sebagai tanda kasih adik tersayangku

Angin sampaikan do'a dalam plataran kidungNya
Hembuskan pada jiwa-jiwa lara
Aku ingin selalu bersama canda tawa
Yang terpatri di singgasana kasih cinta

Tidurlah Dik..............tenangkan jiwa
Dalam buaian senyum sang rembulan
Sembuhkan luka tanpa noda
Esok hari cinta masih tercipta


{ME & SANDI}




JATUH HATI

Hadirmu sapa gelisahku
Bawaku enggan tuk melangkah
Usik gundah direlung hati
Menemu di hati satu arti

Adakah kini ku jatuh hati
Ku bertanya pada diri sendiri
Ingin ku raih dirimu
Menari hingga ke tempat tertinggi

Kan kumanja dalam pelukan asmara
Menuai kasih bersama mimpi
Terasa gelora dalam jiwa
Batin teriak mengucap pasti

Kini sejuta angan hanya tentangmu
Tiada yang lain kuingin selain dirimu
Dapatkah kau rasa yang ku rasa
Seperti aku merasa kebenaran cinta


{ME & MH POETRA}


MENUNGGU

Duhai cinta
Apa benar-benar kau ada
Kemana kan kucari dirimu
Peluk dan kecupmu tak singgah

Duhai cinta
Lara hatiku menunggu
Pesan singkat pun tak ada jua

Duhai cinta
Malam pekat tak bercahaya
Bintangku pergi entah kemana
Tiada jua sapa kutrima
Menepi dimalam sunyi

Duhai cinta
Tiga detik tak kulewatkan
Hanya untuk menunggumu
Sepi berteman dalam diri

Maafkan aku cinta
Bila sedikit kuhapus rindu
Dengan kasihku yang dulu
Karena malam ini kau acuh


{ME & p.p}

AKU DALAM DIARI RAHASIA 4

SATU

Malam purnama
Dibawahnya telah satu
Darah, airmata dan cinta
Kauhisap tak bersisa

Habis menipis darah cintaku
Sedang airmata..............
...........................hanyalah penyejuk kalbu

Padamu..........
............kutelah satu


PENGKHIANAT HATI

Kuterdiam...........
Diujung pedang tanyaku
Yang terhunus

Nanar hatiku menatap
Bias sinar yang kian redup
Menanti harap dipucuk dusta

Sudah..........
Bila ingin kau buang rasa
Usah lara kau perhitungkan

Biar banjir mata airku
Biar malam selimuti jiwaku
Kuterkurung dalam lingkarmu

Biar mati usah lepas aku
Kau memang.........
.................pengkhianat hati

Namun ku telah cinta mati


TERTINGGAL

Sendiri menapaki senja
Dan kau........
Berdiri menatapku pergi
Menjauh dari jalanmu

Dalam langkah tanyaku beterbangan
Adakah tapak ini kan jadi jejakmu
Mengapa hatiku tertinggal
Dalam sukmamu yang hitam


TERSADAR AKANMU

Lembayung senja menapaki hari
Senja merayap dinding malam
Silir angin merasuk masuk kisi-kisi
Menyisipkan sepi diantara ruang kelam

Ku telusuri jalan panjang
Pencarianku tak kenal perih
Walau dihadang aral melintang
Ku kukuhkan hati tak kan berhenti

Tiba-tiba ku terhenyak......
Sejuta bayang menghadang
Sejuta mata memandang
Coba sadarkan diri dari angan

Berbisik lirih suara syahdu
Dalam sedu sedan dia bertutur
Untuk menghentikan langkahku
Anganku hanya mengejar semu

Semua telah berakhir di senja itu

Terhempas............
Jiwa menatap gelap
Tersadar akan nyata yang tercipta
Dirimu tak lagi ada

Meluruh..............
Dalam cinta yang kian rapuh
Hadirmu tak kan lagi kurindu



IKHLASKU

Kutitipkan rinduku
Dari pagi hingga pagiku
Padamu..........
.......belahan jiwaku
Karena engkau adalah..........
..............separuh nyawaku

Kini................
Kuikhlas pada jalanmu



MUNGKINKAH........

Salah........
Mengapa cepat kutanam percaya
Pada pekarangan yang kukira ramah
Kutimbun benih-benih cinta

Sadarku.............
Duri belukar pekarangan itu
Sungguh menyakitiku
Goreskan luka diatas rinduku

Raguku diujung harap
Pekarangan jadi taman
Tempat kusemaikan cinta
Tempat kuteduhkan resah

Tulus ikhlas.............
............tiada air mata



SESAL PUTRI NAGA

Perempuan bermandi darah
Sendiri telusuri nurani
Yang sepi dari ayat ayat indah
Terjal menanjak panas mentari

Perempuan bermandi darah
Turun ke dalaam kubangan do'a
Mencari makna dari suci jiwa
Walau hitam lekati sukma

Akankah hitam kan memutih
Dari hati yang ternodai
Akankah cinta memaku raga
Kala senja merubah rupa



DERU RINDUKU

Menggigil jiwaku
Diterpa rindu yang menderu
Menusuk hingga ke palung kalbuku
Mengendap...........hadirkan rasa beku

Kuselimuti dengan cinta
Namun rindu tak juga reda

Hanya pelukmu......
Sayangku..........
Hangatkan rindu......
Yang telah beku.......



AWAL ATAUKAH AKHIR

Tergetar hatiku
Kala bait-bait cinta
Kau cipta untukku

Janji telah terukir dalam jiwa
Jelas terbaca dengan tinta merah
Tapak-tapak airmata menitik
Terbalut roncean wangi melati

Bersatu dua hati
Diatas pelataran cinta abadi
Terikat kalimat-kalimat suci
Terbungkus hati tulus putih

{Sayangku........
terima kasih kau mencintaiku,
bisikmu ditelingaku.....}



JIKA KAU MAU, BENCI AKU

Benci aku jika kau mau
Kala lukanya terbalut kasihku
Kala airmatanya terusap cintaku

Benci aku jika kau mau
Bila hatinya jatuh padaku
Yang tersayat sembilumu
Jiwanya rapuh karenamu

Kuhembuskan nafas cintaku
Kunyalakan lentera asmaraku
Pada jiwanya yang rapuh

Salahkah aku........

Jika kau mau.........
..................benci aku
Kini dia milikku




AMARAH PUTRI NAGA

Perempuan berjubah api
Menantang pandang sejuta mata
Berteman api dalam genggaman

Perempuan berjubah api
Melenggang di jalan penuh duri
Mendekap cahaya kesumat di hati
Bertahta pada jiwa letih

Bulan bersembunyi
Matahari teman sejati
Bakar semua kemunafikan hati
Hangus jiwa kembali suci

Perempuan berjubah api
Sendiri mencari arti
Dari murka yang terpatri
Dalam palung jiwa jawab menanti



CINTA TERTABUR DUSTA

Malam mendekap sepi
Bulan bermuram tertutup mendung sunyi
Kelam sekelam jiwa
Meraih terangnya dusta

Langkahmu tersamar kabut gelap
Remang kuberharap kausingkap
Tabir hatimu yang dalam
Apakah telah bercabang

Ku termangu akan lakumu
Maaf bila hatiku tak bisa kau tipu
Rasa ini tajam menembus relungku
Kau tabur dusta diatas cintaku



JIKA TAK INDAH HARUSKAH TERLUKA

Aku memang tak seindah rembulan
Hingga kau jadikan bulan-bulanan

Aku memang tak sehangat mentari
Hingga mudah kau cari pengganti

Aku memang tak seharum bunga
Hingga seenaknya kau tebar pesona

Sayang..........
Kau hunjam hatiku begitu mesra
Hingga luka menganga begitu dalamnya
Mampuslah segala rasa!!!



MENGAPA

Sebuah kata
Menghunjam palung jiwa
Kau robek hati dengan perih
Aku hancur rasa memati

Tapi mengapa
Aku bertahan dalam sesah
Merindu dalam lara yang kaucipta
Terkurung hati terlanjur cinta



MASIH TAK KAU SADARI

Haruskah ku padamkan pijar
Agar kau rasa gelapnya malam
Haruskah ku lepas selimut sukma
Agar kau rasa dinginnya kelam

Indah rembulan kau acuhkan
Kau lari dekati mimpi
Hangat mentari kau tinggalkan
Kau cari beku dalam sunyi

Sungguh hati terbelenggu ragu
Kau cari semu dalam hidupmu
Uluran tanganku pun kau abaikan
Cintaku kau siakan

Maaf
Jika ku harus pergi



BERPALING RASA

Indah pagiku hilang
Tertutup maya hitam semalam
Berurai hujan luka
Mengalir darah derita

Apa tah ini?!?
Jejak kau hapus dalam semalam
Setelah tertanam begitu dalam

Sungguh tak bisa ku paling rasa
Karena aku begitu mencinta



TAPAK LUKA CINTA

Ku nikmati tapak-tapak luka
Ku rajuti dengan benang cinta
Walau melara......
Ku coba kibarkan rasa

Ku agungkan cinta
Dan kutebus dengan duka lara



SAYANG

Sayang
Lembut kautusukkan jeruji cintamu
Indah kautorehkan luka dihatiku

Terima kasih sayang
Kautuangkan racun asmaramu
Dalam secawan anggur merahku
Hingga aku mabuk dan memati rasaku

Sayang
Mesra bisikmu ditelingaku
"Sayangku,
Telah kuduakan dirimu"



SATU LUKA

Satu abjad
Satu luka
Dalam dada
Terukir nyata
Dalam...
Mampuslah



JANJIMU SAYATAN SEMBILU

Cukup
Satu abjad buatku luka
Mengapa harus kau susun abjad lagi
Hingga terwujud janji

Janjimu diujung lidah
Hatiku luka tersayat olehnya
Diamlah!!!!!!!!!
Buktikan saja!!!!!!!!!




SELESAI

Kautusukkan pedang itu
Tepat di hatiku
Dan kau bilang itu cinta?!?
Ah, bianasalah aku

Kini kuburlah jasadku di hatimu

Rabu, 15 April 2009

AKU DALAM DIARI RAHASIA 3

AKU MENCINTAIMU DIATAS CINTA

Cinta terlarang diantara kita
Merasuk masyhuk dalam jiwa
Mengoyak dinding angkuh malamku
Melebur congkak sepi jiwaku

Maafkan
Aku mencintaimu diatas cinta
Menghantam penghalang ragu jiwa
Peduli mata pandang hina

Maafkan
Aku mencintaimu diatas cinta
Kugenggam asa hingga kudapat rasa
Merangkul derita gapai bahagia



SAAT BERSAMAMU TAPI BUKAN KAMU

Saat bersama dirimu
Tapi bukan kamu
Dia.........yang kurasa
Ada dihadapanku
Dia..........
Bukan kamu
Saat bersamamu
Kurasa.............



AH...........................

Ketika nafas cintamu kau hembuskan
dari bibir syairmu............
jiwaku tergetar dahsyatnya angin asmara
Lambungkan angan di langit-langit nestapa

Ciumi aku dengan kata-kata indahmu
Belai aku dengan bujuk rayumu

Hanyut................................
dalam senja temaram membias harap
namun tenggelam ditelan malam

Sepi telah cumbui
mimpisunyi terengkuh.........
dari dasar palung jiwa
yang teraniaya cinta..............


IZINKAN KUUNGKAP RASA

Kupecahkan kaca itu
Agar kutahu lakumu
Indah ucap manis sikap
Buatku muntap

Ragu........
Kusobek hatimu
Biar kutahu rahasiamu
Yang dalam terkubur

Kutengok jendela batinmu
Kaupun termangu
Akupun bisa
Sepertimu



TERINDU

Untukku yang sendiri
Burung-burung dara bertiga
Terbang arungi batas cakrawala
Merajut asa dalam mahligai nirwana

Langit-langit yang biru mulai membisu
Gumpalan-gumpalan awan itu merautku
Mengikis habis segala ragu
Menyibak resah keluh kesahku

Pohon-pohon tua bersuara
Saat angin berbisik ditelingaku
Apakah ini benar aku terindu
Padamu cinta kutitip rasa

Sementara..................
Kursi dan meja membawaku kepadamu
Dalam kelam pena dan buku
Sebuah puisi tercipta untukmu

{ME & VALS}


KUTINGGAL SEJENAK JEJAK

Semilir fajar.......
Merona biaskan luka
Beranjak dari malam penuh amarah
Menepi lagi dari segala asa

Langkah jauhi kemunafikan
Hati luapan lara jiwa
Meranggas percaya dalam jiwa
Aku telah teraniaya cinta

Maafkan kulepas temali hati
Agar kau temukan lagi jati diri
Terlepas segala rasa yang menghiba
Hingga tak guna bersilat lidah

Aku tinggalkan sejenak jejak
Biar rasa kentarakan warna
Siapa aku siapa dia
Biarkan jujur hatimu berkata


BERKALANG TANAH

Kelam.........
Mendung beranjak tutupi langit
Dihembus lembut angin jelaga
Namun tiada jua menepis

Jiwa terhempas
Raga mengenas
Asa menghilang
Tak tergapaikan

Ini salah
Tidak juga kumengerti
Selalu ditengah
Jalan terhenti

Ruangku hampa makin nyata
Ku tak mampu pertahankan asa
Hilang ditelan angin nirwana
Ingatkan jiwa.............
Hidup berkalang tanah




KUPU-KUPU

Akulah kupu-kupu
Yang terluka sayapku
Dalam deras hujan kuterjatuh
Dalam kubangan dustamu


PEKARANGAN

Tuan.......
Pekarangan ini punya siapa
Banyak tumbuh semak belukar
Tak terurus
Terlihat seram

Tuan.........
Bolehkah kupinjam sabit atau pedang
Kan kupangkas pekarangan ini
Kuubah jadi taman para dewi

Bolehkah tuan...................?

Pekarangan ini kuubah jadi taman
Hingga para dewi datang beterbangan
Meramaikan tamanmu yang dulu pekarangan
Dan kini kubisa pergi dengan tenang


LUKA HATI PUTRI NAGA

Perempuan bernafas ilham
Berjalan terseok terbungkus debu noda
Berlari mengejar titik api dunia
Tersimpuh dalam jurang neraka

Mengekor naga merah ungu kekasihnya
Menikmati sejengkal demi sejengkal dosa
Mereguk lunas nikmat angkara
Menapaktilasi sejuta makna murka

Perempuan bernafas ilham
Termangu dalam kesah hitam
Darah menggenang palung hati
Menangisi sepi tersayat perih


LELAHKU PADAMU

Tak lagi bisa kuberdiri
Menantang badai cinta ini
Sendiri.......................
Pertahankan cinta berdarah ini

Hati selalu merindu sepi
Walau hujan api membakar langit sunyi
Membumihanguskan relung hati
Hingga asa tiada bersisa perih

Sejuta duri menikam bisa jiwa
Menusuk pilu kalbuku
Mengapa masih kaulangkahi jejak
Jika rasa sudah tak berpijak

Lelahku bertahan
Pada cinta yang kian gamang
Padamu tak lagi kusandarkan
Lepas bebaslah kau terbang


RINDU INI

Rindu ini..............
Sayatan sembilu di hati
Merobek luka menganga
Darah menggenang palung jiwa

Rindu ini...................
Sungai airmata sukmaku
Mengalirkan luka dalam nadi
Perlahan jiwaku terbunuh

Rindu ini
Sakit..........
Perih..........
Membeku relung hati


PENANTIAN PANJANG

Waktu senggang menanti mati
Kugunakan tuk mati dengan ilusi
Sayang..............
Kecup keningku nanti


JEMPUT AKU MAUTKU

Jemput aku mautku
Pagiku hilang tertelan angan

Jemput aku mautku
Malamku berlalu tanpa hembusan bayu

Pedih.......
Perih........
Merintih.............
Mati ditanganmu..........

Jemput aku mautku
Telah ku lepas tali temali hati



JUJUR

Pedih................
Serasa ditusuk sembilu
Hancur.............
Remuk............
Luluh................
Jujur buatku hancur
Benarkah???
Atau........
Karena telah terlambat
Tuk jujur padamu...........


YANG TERKUAK

Kerak bumi pecah membuncah
Tersembur luka merah membara
Panas, bakar jiwa ternoda
Terkuak sudah................

Hangus merangus sukmaku
Terkikis percaya tertanam padamu
Lupakan janji mati menanti
Hilang terpuruk dalam sepi

Sendiri
........merintih
..........kau khianati

Senin, 13 April 2009

AKU DALAM DIARI RAHASIA 2

APAKAH INI TEMAN

Apakah ini teman
Dadaku terguncang senang
Saat namanya kuucapkan

Ah...apa ini teman
Bibirku selalu tersungging senyuman
Walau dia jauh dari pandangan

Apakah ini teman
Hatiku bergetar kencang
Saat dia panggil aku sayang

Apakah arti semua ini teman
Dapatkah kau katakan???



MERENTANG HATI

Kuterpaku dalam gelapnya malam
Sesaat ku tatap jalan ke depan
Adakah celah terang kehidupan
Diantara kerikil tajam yang menghampar

Begitu sarat rintangan hadang langkah kita
Caci aku
Tertawakanmu
Cibir aku
Hina kamu
Dan...... ludahiku

Haruskah langkah terhenti
Sedang cinta telah tertanam
Di relung hati yang terdalam
Membui
Merentang hati

Kuterpaku dalam gelapnya malam
Akankah kita tapaki jalan
Menyibak semua rintangan
Menembus jarak yang terbentang


ARTI HADIRMU

KekasihKau sibak tirai rindu hatiku
Kau terangkan jalanku
Dengan lentera cintamu

Kekasih
Telah kau lukis kanvas putih asmaraku
Lukisan merah biru cintamu

Kau redakan badai dalam jiwaku
Kau hembuskan damai dihatiku
Kau teduhkan gersang cintaku
Kau teteskan embun sejukkan kalbu

Jalanku tak lagi sepi
Terhiaskan bunga mekar mewangi
Mentari hangatkan relung hati
Menghalau kabut yang menutup pandang mata ini



AKU DALAM DIARI RAHASIAKU

Tak perlu aku ragu padamu
Dan kaupun tak ragu padaku
Hanya ada kau dan aku

Sayang ini bisa bunuh aku
Karena tertusuk pedang rinduku

Benarkah kerinduan setajam itu
Jikalau memang begitu
Perkenankan aku memeluk rasamu

Kenapa mesti dipertanyakan?

Tanyaku adalah bunga rindu
Peluklah hatiku
Rengkuh dalam indahmu
Berikan utuh rasa itu

Aku
Menungguimu hingga padam surya
Tumbuhkan juta kata mesra
Aku mencintaimu

Aku ingin menitikkan air mata ini
Dalam pangkuanmu
Agar engkau tahu
Aku merindukanmu

Biar saja buta mata ini
Telinga semakin tuli
Namun hatiku selalu bernyanyi
Engkaulah tambatan hati

Kuingin akhiri pencarian ini
Dalam pelukan kasih sayangmu
Dan kamulah pemberhentian segala rasa

Maafkan aku mencintaimu lebih
Karena tak dapat kupungkiri
Padamu ku jatuh hati



TERLALU INDAH

Kuingin rangkai kata
Tapi tak bisa.......
Kuingin lukiskan rasa
Tapi tak bisa.......

Sejuta kata indah
Lenyap sudah........
Tak mampu lukiskan rasa cinta

Berlembar kertas kubuang sudah
Cinta ini terlalu indah
Tak satupun kata dapat lukiskannya
Cinta ini begitu indah
Hingga ku tak mampu berkata-kata



INI RASAKU


Pena ini tak lagi bisa menari
Tuk lukiskan rasa indah ini
Rasa ini begitu kuat mengikat
Asmaramu begitu menjerat

Setiap detik rinduku menggelitik
Mengusik mimpi sibakkan sepi
Debar cintaku begitu menggebu
Tak dapat ku tahan hingga ku malu

Dag...dig.....dug...dag....dig......du...
Hatiku berdegup
Irama cinta begitu syahdu
Tak dapat ku tahan hingga ku malu

Tik tak tik tak tik tak
Jantungku berdetak
Bagai shymfoni cinta
Menggugah kasih dalam asmara


PUJANGGA

Sanjung aku pujangga
Hingga ku terbang ke langit tujuh
Rayu aku pujangga
Hingga ku jatuh dalam pelukmu

Lalu............
Kau hempaskan aku
Kau sayat aku
Dengan kata indahmu
Menusuk dalam kalbu
Perih.............
Hingga beku...............


CUMBUI AKU

Malam, hadirkan rasa bahagia
Bawa kekasih seindah purnama
Kucumbu mesra bayang kakanda
Dengan kata-kata yang telah tercipta

Letakkan bibirmu
Diantara syair-syair pujangga
Ciumi aku
Dengan puisi-puisi terindah

Buai diriku
Dalam ayunan dendang cinta
Luahkan segala rasa
Hingga tak bersisa

Dekaplah aku
Diantara rayu yang kau tumpu
Tak perlu bimbang kau bentang
Pelukan lenganmu adalah kemenangan



SELAMAT MALAM SAYANG

Selamat malam sayang
Sudahkah kau sapa rembulan
Disana ku titipkan salam
Untukmu cintaku telah tersimpan

Selamat malam sayang
Sudahkah kau lihat bintang
Disana kugantung harapan
Pada cintamu harap kusandarkan

Pada rembulan kutitipkan
Pada bintang kugantungkan
Pada cintamu kuharapkan
Segala rasa bahagia kusandarkan

Selamat malam sayang
Tidurlah dalam buaian malam
Bersama mimpi angan dan harapan



BIMBANG

Keluku menimang rasa
Menyibak tirai yang kian tebal
Bergelut derita sepanjang masa
Berakhir duka diujung nestapa

Sendiri........
Terpaku dalam gelap malam
Mengurai satu persatu asa
Memilah jalan hidup yang membentang

Berdiri di simpang jalan
Meragu diantara tepian harap
Ku hanya diam.........
Berselimut bimbang yang meradang

AKU DALAM DIARI RAHASIA 1

CINTA BERSEMI DIHATI



Bersama senyum cerah sang mentari

Kubuka lembaran cerita hari ini

Kicau burung iringi langkah diri

Harum bunga warnai suasana hati



Indah nian kurasa dunia

Sinar surya hangatkan jiwa

Melebur dingin direlung kalbu

Hancurkan dinding-dinding keangkuhanku



Kureguk lagi nikmatnya cinta

Kurasakan lagi indahnya merindu

Padamu kasih kutitipkan asa

Tuk meraih mimpi tak lagi semu



Genggamlah jemari ini kasih

Yakinkan hati tuk meraih mimpi

Jangan rampas senyum ini kasih

Dari wajah yang berseri-seri



Kasih..............

............harapku padamu

Jangan tinggalkan aku

Walau hanya dalam mimpi







SENYUM KEMENANGANMU





Kutentang tatapan matamu

Tajam......

Menghunjam dalam dihatiku



Kurasakan sentuhan lembut....

Direlung kalbu...

Membelai jiwa sepi merindu



CINTA.......

Kauhancurkan keangkuhanku

Kauleburkan kebekuan rasaku

Kau buka mata hatiku

Egoku luluhlantak karena itu

Dan....kujatuh dalam pelukmu



Kumaki diriku.....

Kubenci lakuku.......

Yang tak mampu hindarimu



Indah....

Sakit......

Mengharu biru

Sendu.........



Dan senyuman manismu itu

Yang terhias dibibirmu

Adalah senyum kemenanganmu







SAYANG..... BEGITU KAU PANGGIL AKU



Sayang.........

Lembut kudengar suaramu

Memanggilku dari dalam lukaku

Menembus batas kabut sepiku



Sayang........

Syahdu serasa relung hatiku

Kau ajak aku meniti angan

Menjemput impian yang tertinggal



Ucapkanlah lagi kata itu

Aku tak jemu mendengarmu

Yang syahdu..........

Merindu..........



Bisikkanlah lagi kata itu

Biar kunikmati cintamu

Mengaliri pembuluh darahku

Hingga menyentuh detak jantungku



Sayang....

Begitulah kau panggil aku

Bagai sebuah lagu merdu

Bersenandung dalam hidupku







LUKAMU ADALAH LARAKU



Malam beku membisu

Kala lirih kaubisikkan lukamu

Kau terajam cinta

Terhunus pedang asmara



Semilir angin terhenti

Mendesahkan duka terdalam

Perihmu terasa di dada

Sedihmu menusuk sepi hati



Apa tah ini...

Iba ataukah cinta

Hanya kusadari.....

Hatiku lara, jika kau terluka





RAGU DIATAS CINTA



Bekuku tergugah akan hadirmu

Angkuh jiwaku kau robek

Menebar rindu direlungku

Ragu tergelar dalam hatiku



Getar syahdu menari dalam sukma

Jiwaku tiada sanggup dustakan

Kasihmu begitu kuat mencengkeram

Dalam rasa yang terajut tanpa kesengajaan



Jika mampu ku ungkap rahasia

Masihkah jemari ini kau genggam erat

Akankah rasa kan tetap sarat

Akankah setia tetap merenda



Seribu ragu mendera diatas cinta

Sejauh apa kita dapat memaknai

Apakah cinta terukir jadi cerita

Mengukir tapak jalan ke depan







ATAS NAMA CINTA



Atas nama cinta

Kuizinkan kau berpaling dariku

Karena ku tahu itu yang terbaik untukkmu



Atas nama cinta

Kubebaskan kau dari ikatan batinku

Untuk mencari yang lebih baik dariku



Atas nama cinta

Pergilah kau menjauh dari hidupku

Karena aku bukanlah takdirmu



Dan.....atas nama cinta

Kuantar kau dengan doaku

Kuiringi kau dengan kasihku

Kulindungi kau dengan kekuatan cintaku




KUTEMUKAN INDAH JIWAMU

Kala keraguanku singgah

Kau sambut hatiku penuh cerah

Kau untai kata-kata indah

Hingga raguku terkikis musnah

Katamu basuh keluhku

Hiburmu sapu air mataku

Izinkan kusandarkan lara...

Pada jiwamu yang indah

Hanya melepas sejenak duka

Lelahku pada rasa

Dunia

Telah kutemukan dirimu

Dalam belukar ragu dan kecewaku