Masih juga kau bawakan aku segumpal awan, kau arak di langit hatiku. Tidakkah kau sadari awan itu kan menghitam, dan turun sebagai hujan? Kembali kau hiasi pelataran jiwaku dengan genangan itu, Kembali aku harus bersusah payah mengeringkannya, dan kembali perih tersimpan dalam ruang hampa.
Ah, sayang, singkirkan awan itu dari langit hati ini, karena setelahnya bukan pelangi yang menghias langit hati, tapi bias merah dan hitam menghampar di beranda hatiku.
@Rayung Sekar
020211